My first fanfiction in my personal blog!!!!
Terinspirasi dari my lovely senpai Ogawa Sora. Karyanya membuat aku ingin membuat karya yang lebih bagus dari dia!! *lho??
Karena baru aja aku mendengar semua koleksi lagu Super Junior yang aku miliki, jadi kugunakan saja nama mereka dalam FanFictionku ^^..
Kenapa diberi judul part 0?? Karena ini terlalu pendek jika diberi judul part 1. Muahahahahahaahhaha. *alasan konyol*
Gomen jika terdapat penulisan kata yang salah. Happy Reading :))
Keringat mengalir dari seluruh
tubuhnya. Tetapi dia harus terus berlari menghindari segerombolan orang yang
akan menghabisinya. Menghindari orang-orang yang menganggap dirinya tidak
berguna dilahirkan di dunia ini, orang-orang yang hanya menganggap dirinya
seonggok sampah yang akan membuat mereka iritasi jika menyentuhnya. Hanya satu
yang dia pikirkan. Pergi dari negara ini. Dan kembali menyembunyikan
identitasnya.
###
Mentari
pagi menembus sela-sela jendela dan menerpa wajah putih milik seorang gadis cantik.
Perlahan dia membuka dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia bangkit duduk dan
menggeliatkan badannya. Sambil mengucek kedua matanya, ia berdiri dan berjalan
ke luar kamar.
“Seharusnya
kamu tetap bangun pagi meskipun libur sekolah.” ucap seorang ibu yang sedang
merangkai tanaman hias.
“Dan
seharusnya umma mengerti apa yang umma rasakan ketika umma berumur 17 tahun.” ucapnya
sambil memakan sepotong roti yang teronggok di atas meja makan. “Berharap
selalu bisa bangun siang setiap hari dan tidak menjalani dunia sekolah.” dia
meneruskan dengan mulut penuh oleh roti.
Seorang
laki-laki berambut hitam muncul dari belakang dan menjawab. “Kamu ini.
Rata-rata anak seumuranmu ini selalu semangat berangkat sekolah. Bertemu pria
tampan pujaan hatinya. Atau bertemu seorang kekasih yang dirindukannya.
Sementara kamu??”
“Aaahhh,
umma dan Hee Chul Oppa sama saja.” Kata gadis itu sambil melangkah ke luar
rumah.
Pria
yang bernama Hee Chul itu mengikuti adiknya dari belakang. Merangkulnya saat
gadis itu duduk di lantai halaman rumahnya.
“Oppa,
jika kita tinggal di Korea ,
apa hidup kita tetap seperti ini?” tanya gadis itu.
Hee
Chul tersenyum dan membelai rambut adiknya. “Kim Yuki, Korea dan
Jepang itu sama saja. Satu hal yang harus kau tahu. Kita yang harus memegang
kehidupan, jangan biarkan kita dikendalikan oleh kehidupan.” Hee Chul kembali
tersenyum sambil memandang wajah cantik adiknya yang serupa dengan wajahnya.
Gadis
yang bernama Kim Yuki itu mengerutkan keningnya. Mengangkat mulutnya, siap
bertanya ketika pada saat yang bersamaan seseorang mengetuk pintu gerbang rumah
mereka.
“Nyonya
Kim!!!!” teriak seseorang dari luar sana .
“Keluarlah sebentar!!”
hee
Chul bangkit berdiri dan membuka pintu gerbang rumahnya.
“Ohayou,
ojii-san. Ada
apa ya?” tanya Hee Chul kepada seorang Kakek tua yang tadi berteriak memanggil
Ibunya.
Yuri
dan Ibunya muncul di belakang Hee Chul untuk melihat apa yang sedang terjadi.
“Apakah
Anda kenal orang ini? Dia tergeletak begitu saja di depan rumah Anda.” Jelas
kakek tua itu.
Sesosok
pria berambut hitam tergeletak di dekat tempat sampah di depan rumah Nyonya
Kim. Pria itu memakai jaket hitam yang telah lusuh. Terdapat beberapa luka di
sekitar tubuhnya. Dan wajahnya begitu pucat.
“Ya
ampun, malang sekali nasib anak muda ini. Chulie, cepat bawa dia ke dalam. Dan
Yuki sediakan air hangat untuk membersihkan lukanya.” Perintah Ibu kepada kedua
anaknya. “Ojii-san, domou arigatou.” Lanjut Ibu sambil membungkuk ke arah kakek
tua itu.
Kakek
itu membungkuk dan berbalik. Meninggalkan kediaman keluarga Kim sambil menyunggingkan
senyum dan mengelus cincin putih di jari manisnya.
To Be Continued......
2 comments:
Nice.... ^_^
thank you :)