A. Berpikir Kritis
Menurut Krulik dan Rudnick
(Ernawati, 2013:15) penalaran berpikir dasar (basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Terdapat
delapan buah deskripsi yang dapat dihubungkan dengan berpikir kritis, yaitu
menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari sebuah situasi atau
masalah, memfokuskan pada bagian dari sebuah situasi atau masalah, mengumpulkan
dan mengorganisasikan informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi,
mengingat dan menganalisis informasi, menentukan masuk akal tidaknya sebuah
jawaban, menarik kesimpulan yang valid, memiliki sifat analitis reflektif.
Menurut Ennis (Faiq, 2012)
mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan
reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus
dipercayai atau dilakukan. Sedangkan menurtu Walker (Faiq, 2012) menyatakan
bahwa berpikir kritis adalah suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi berbagai
informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, di mana
hasil proses ini digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan.
Terdapat cara/strategi
untuk mengajarkan kemampuan-kemampuan berpikir kritis pada siswa agar mereka
memiliki kemampuan berpikir kritis. Menurut Bonnie dan Potts (Ernawati,
2013:16) secara singkat dapat disimpulakn bahwa ada tiga buah strategi untuk
mengajarkan kemampuan-kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1. Building Categories (Menbuat Klasifikasi),
2. Finding Problem (Menemukan Masalah),
3. Enhancing the Environment (Mengkondusifkan
Lingkungan).
Disebutkan pula bahwa
beberapa ciri khas dari mengajar untuk berpikir kritis meliputi:
1. Meningkatkan interaksi di
antara para siswa,
2. Mengajukan pertanyaan open-ended,
3. Memberikan waktu yang
memadai kepada para siswa untuk memberikan refleksi terhadap pertanyaan yang
diajukan atau masalah-masalah yang diberikan,
4. Teaching for Transfer (Mengajarkan kemampuan
yang baru saja diperoleh dan berdasarkan pengalaman sendiri yang para siswa
miliki).
Ennis (Rustini dalam
Maulana, 2012:21) menyatakan bahwa terdapat 12 indikator kemampuan berpikir
kritis yang dikelompokkan dalam lima kelompok kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1. Memberikan penjelasan
sederhana (elemntary classification),
yang meliputi (1) memfokuskan pertanyaan, (2) menganalisis pertanyaan, dan (3)
bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan atau tantangan,
2. Membangun kemampuan dasar
(basic support), yang meliputi (4)
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, dan (5) mengamati
dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi,
3. Menyimpulkan (inference), yang meliputi (6) mendeduksi
dan mempertimbangkan hasil deduksi, (7) menginduksi dan mempertimbangkan hasil
induksi, (8) membuat dan menentukan nilai pertimbangan,
4. Memberikan penjelasan
lanjut (advance clarification), yang
meliputi (9) mendefinisikan istilah dan definisi pertimbangan dalam tiga dimensi,
dan (10) mengidentifikasi asumsi,
5. Mengatur strategi (strategy
and tactics), yang meliputi (11) menentukan tindakan, dan (12) berinteraksi
dengan orang lain.
0 comments: